Tuesday, March 29, 2011

ISO 9001:2000

Minggu depan saya mulai UTS.

Dan saat ini, saya sedang kecewa dengan pihak akademik di kampus saya. Biasanya, pembayaran BOP dapat dilakukan hingga batas mau UAS. Tapi kali ini...?



Sumpah itu kata-katanya, menurut saya, NGGAK SOPAN. Terkesan nggak mau tau kondisi mahasiswa!

Sebelum tulisan di atas ditempel di tempat pengumuman depan ruang akademik, ada seorang teman saya memohon keringanan kepada akademik. Memohon, untuk sekedar memperpanjang waktu batas toleransi untuk membayar BOP. Semata-mata karena dia nggak tega buat bilang ke orangtuanya, bahwa sudah harus bayar BOP sebelum UTS, yang berarti harus bayar LUNAS minggu ini juga.

Tetapi 'bapak akademik' bilang kata-kata yang sama dengan apa yang ditulis di kertas pengumuman tersebut. Mau nggak mau harus udah bayar lunas minggu ini, maksimal Jumat. Jika tidak, nggak bisa ikut UTS.

"Ya membayar itu sudah jadi kewajiban orangtua Anda. Sudah dipahami sejak Anda masuk UGM."


Enteng ya, Pak, ngomongnya? Ckckck.

Apakah 'begini' ya, setelah diberlakukan ISO 9001:2000 for academic services?
Atau ini hanya 'ulah' oknum dari pihak akademik?

Monday, March 28, 2011

Tentang Blog

Saya sedang hobi nulis di blog. Well, dengan kata lain saya sedang butuh suatu ruang di mana saya bisa melacur alias 'melakukan curhat'.

Dirasa Twitter dan Facebook tidak bisa lagi membuat saya puas untuk ngoceh-ngoceh karena keterbatasan karakternya, maka saya sekarang memutuskan untuk menuliskan segala random thoughts saya di sini.

Saya tidak berharap akan kepopuleran blog saya. Saya tidak berharap there'll be more guests yang mampir di blog saya. Saya tidak berharap chart statistik di blog saya naik.

Saya tidak memajang link alamat blog saya di profil jejaring sosial yang saya punya. Saya tidak berharap orang-orang yang melihat profil saya, meng-klik link tersebut, lalu membaca apa yang ada di archieve.

Tahu tidak, saya sedang merasakan sesuatu yang 'lemah'.

Lack of spirits.

Saya sedang tidak produktif untuk membuahkan pikiran-pikiran cemerlang.

"Terkadang saya merasa perlu butuh konsultan pribadi. Random dan naif sekali?"


Barangkali itu tabu, ya, karena beberapa hari yang lalu saya mempublish postingan mengenai berpikir positif. Ini bertolak belakang.

Tapi yaa, beginilah saya dan blog saya. Saya yang mood-nya labil. It ups and downs. Dengan blog yang berisi pikiran-pikiran random saya.

Saya nggak berharap orang-orang kagum dengan apa yang saya tulis.

Karena saya hanya butuh ruang... Di blog saya.

Sunday, March 27, 2011

Mediocre

Saya selalu heran saat ada orang yang menulis di akun profil-nya, akun apapun, yang mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai seorang yang biasa.

"Saya adalah seorang yang biasa saja, I'm just an ordinary boy/girl."


Kenapa lhoo, menganggap diri sendiri menjadi individu yang biasa?
Everybody is unique. Yourself deserves to be described "more special" than that!

Ayo, hargai diri sendiri tetapi tanpa ada arogansi! :)

Facts About Me #1

Ceritanya, di facebook saya di-tag note oleh seorang sahabat. 20 Random Things About Me. Begini rules-nya:

"Once you've been tagged, kamu musti tulis a note or a blog post with 20 random things, facts, habits or goals about you. =) You have to tag at least 5 people. Trus, di note atau blog postmu, kamu musti kasih link ke blog orang yg ngetag. If I tag you, that's because I want to know more about you!" =)


Iseng-iseng saya mengisinya, lalu saya copy paste di blog ini. Judul saya ganti dan pake #1, yaah barangkali there'll be more more facts about me to write here :D

1. Saya seneng bau parfum cowok. Sejak semester awal kuliah sampe saat ini, saya pake Gatsby ijo :D
2. I hate cigarettes! So please if you wanna smoke, just stay away from me.
3. I almost never brush my hair. Saya nggak punya sisir sendiri. Eh tapi saya tetep rutin keramas dan rambut saya tetep alus walaupun cuma disisir pake jari :D
4. I love cats. Meaoww :3
5. Saya males pake bedak. Perawatan kulit muka yang saya lakukan cuma bersihin muka pake Pond's shake and clean.
6. Cowok smart dan bisa nyanyi itu terlihat menarik bagi saya. Saya bilang begini bukan karena subjektif mengenai pacar saya..:P
7. Saya senang shopping, saya lumayan ngerti tentang fashion, tapi saya tidak begitu "mengimplementasikan" style-style yang terbaru untuk penampilan saya sendiri.
8. Suatu hari saya ingin punya anak-anak yang bisa memainkan musik, paling tidak 2 jenis alat musik. Salah satunya harus piano.. *kebanyakan syarat deh, hehe*
9. Waktu kecil, tiap pagi saya terbangun dengan setel-an musik dangdut di radio.
10. Saya punya banyak teman yang saya anggap teman dekat. Setiap saya butuh curhat, saya pilih teman yang karakternya sesuai dengan isi curhatan untuk saya ajak sharing, hehe.
11. However, saya merasa totally an extrovert.
12. Ekspresi muka saya nggak bisa menutupi apa yang sedang saya rasakan. You simply can read my face expression!
13. Dulu saya sangat cengeng, tapi belakangan saya malah jadi tersiksa gara-gara jarang bisa nangis.
14. Saya risih dengan cowok yang pamer badan binaragawan-nya. Saat ini, satu-satunya cowok sixpack yang saya "tolerir" adalah Taylor Lautner (Jacob Black di Twilight series).. Dan mungkin termasuk juga nanti cowok yang jadi pasangan saya sendiri *ehm*.
15. Sedang mencoba menjadi mahasiswi yang "tidak mediocre". Okay, dalam hal ini bukan termasuk IPK ya :P
16. Pernah stres gara-gara putus cinta, parahnya, sampe nyasar di jalan karena jadi linglung. Kalau diinget sekarang, betapa konyol. That wasn't the end, kok :)
17. Pakaian saya (biasanya) masih dicuciin ibu, tapi underwear selalu saya cuci sendiri. Ini karena saya percaya, kalo dicuciin sama ibu ntar bisa kualat!
18. Saya tidak enjoy dengan rutinitas yang monoton. Paling tidak, seharusnya, diselingi dengan kegiatan yang 'berbeda'.
19. Benci cicak.
20. Saya senang menganalisis karakter orang dan (mungkin) kehidupannya, salah satu cara adalah dari facebook-nya. Misalnya, hubungan spesial antara dua orang. Beware loh!

Thursday, March 24, 2011

Ada Peluang. Kamu Berani. Ambil!

Hari ini saya memutuskan sesuatu yang -menurut saya- sangat penting. Hoshhh, saya perlu mikirin ini hampir seminggu lamanya. Hal yang sebenarnya tidak perlu ragu-ragu untuk diputuskan, sih. Tapi dasarnya saya saja yang orangnya kadang terlalu berhati-hati, kayak Pak SBY kali yah :p

Jadi, ada sebuah tawaran untuk mahasiswa/i di kampus, untuk gabung di sebuah proyek penelitian. Semacam proyek hibah, kalau tidak salah yang menyelenggarakan adalah PSPG (Pusat Studi Pangan dan Gizi), PAU UGM. Temanya bermacam-macam, tetapi objek yang jadi fokusnya adalah pengembangan untuk industri UMKM. Tema yang saya inginkan adalah tentang GMP (Good Manufacturing Practices) dan Sanitasi pada UMKM.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Itu yang menarik perhatian saya. Rencananya sih, saya ingin mengambil skripsi dengan objek UMKM. Kalau saya terlibat dalam proyek tersebut, harapannya bisa lebih punya pengalaman untuk skripsi nanti.

Nah, beberapa hari sebelumnya saya ragu-ragu. Gabung nggak ya? Dengan IPK yang masih nge-press di sekitar angka 3 (walaupun 3 lebih dikit sih, hehe) ini, saya berpikir apakah saya sanggup? Sanggup dalam hal membagi waktu, serta sanggup dalam hal memecahkan masalah-masalah yang ada di proyek tersebut nantinya. Okay, deadline saya untuk lulus adalah setahun lagi, tahun 2012. Pikiran-pikiran pesimis mulai muncul, misalnya apakah saya bisa konsekuen terhadap belajar saya di kampus, jika saya ikut proyek yang berarti rada menyita waktu itu?

Sehabis ngobrol dengan Pak Iwan, dosen saya yang terkait dalam proyek tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk ikut. Beliau bilang, "Jika ada peluang dan kamu berani, ya ambil saja! Why not?" :)

Kata BERANI, yang di sini berarti BERANI dalam hal taking risks, masih jauh sepertinya dari dalam diri saya. Seseorang bisa memilih antara dua hal: being a risk taker, or a risk avoider. Mau ambil risiko, atau menghindari risiko?

Saya menemukan sebuah link tentang itu

"...But risk must be taken, because the greatest hazard in life is to risk nothing. The person who risks nothing; does nothing, has nothing and is nothing. He may avoid suffering and sorrow, but he simply cannot learn, feel, change, grow, love and live."


Wow, that's definitely true! Sejak dulu teori saja yang saya dapat tentang itu. Kalau seseorang nggak pernah action, dia nggak mencoba, maka dia nggak akan tahu! Dari masa-masa mencoba itulah, seseorang pasti akan menemui kesulitan-kesulitan, dan masa sulit itu akan membuatnya dewasa :D

Okay, saya mulai dipenuhi pikiran positif lagi nih! Saya akan mencoba lebih berani taking risks, untuk saat ini, yaa ikut gabung di proyek dengan dosen tersebut :)

Bismillaahirrohmaanirrohiim.. ^^

Tuesday, March 22, 2011

Feelin' Sooo Insecure :o

Ini bakal jadi postingan kedua saya untuk (tengah) malam ini. Okay singkat saja. Kayanya si pacar barusan baca blog saya, yang berarti baca postingan saya sebelum ini.. Hoooo, nggak tau kenapa tiba-tiba dia SMS setengah jam lalu,

"Udah, nggak usah mikir yang negatif. Kamu itu hebat, nggak usah mikir macem-macem.. :D"

Saya langsung deg-deg-an aja nih, I'm feeling so insecure, hahaha. Soalnya, sebelum saya nge-post tulisan "Because I'm Worth it!" itu, saya abis telponan sama dia dan ngobrol macem-macem yang ada kaitannya sama itu :p

Yahh ketauan deh. But I'm glad enough because he read it then said that on his text. Oya, ada tambahan lagi, SMS dia selanjutnya, bilang buat pamit tidur:

"..and the most important thing is that I love you!"

Wow.. Kata-kata itu, suatu ungkapan yang terhitung jarang dia ucapkan, tetapi bisa saya rasakan. Dia kan orangnya cuek yaa, jadi setiap kali dia bilang seperti itu, rasanya udah romantis bener dah, hahaha.

You said those amazing words, Dear.. And I love you, too! :)

Because I'm Worth it!

Wow, malem yang abstrak. Kenapa abstrak? Karena pemikiran saya sedang abstrak, hahaha (abaikan!). Abstrak-yang berarti tidak jelas, tidak terdefinisi. Okay, terkadang saya berpikir sebenarnya siapakah saya? Saya 'mau ngapain'? Apa yang saya punya?

Lihat cewek itu. Dia cantik, ramah, lemah lembut. Soal otak? Jangan ditanya, karena dia jelas-jelas cerdas, pintar.. Such a perfect girl!

Begitulah, terkadang saya minder, sama si ini, sama si itu.. Tapi dalam hal ini, saya yakin orang-orang tidak tahu bahwa saya sedang minder, kecuali setelah saya mengungkapkannya. Di luar saya terlihat ceria, enjoy my life, saya punya banyak teman, saya mudah bergaul, dan tidak terlihat tanda-tanda saya depresi karena minder :p

Sekarang saya berpikir, siapakah saya untuk keluarga, terutama kedua orang tua saya? Untuk teman-teman saya? Untuk pacar saya?

Ibu pernah berkata, "Bagaimanapun prestasi akademik kamu, yang terpenting adalah kamu tetap jadi 'anak manis' ibu." Tetapi saya yakin, ibu berkata begitu bukan berarti beliau 'mengizinkan' saya cuek terhadap nilai-nilai saya :). Kakak perempuan saya bilang, saya ini childish. Haa, that's true, but I'll change it into 'mature', Sist :)

Beberapa teman dekat saya pernah saya tanyai bagaimana pandangan mereka terhadap saya. Apa yang mereka katakan, mostly ya seperti yang saya bilang di awal tadi. Saya ceria, ceplasceplos, supel, baik, punya ketertarikan terhadap banyak hal.. Untuk kekurangannya, mereka bilang saya ini gampang panik, moody, slow learner-atau eufemisme dari... LEMOT. Hahaha. Thank you for telling me the truth, guys.

Kemudian, pendapat pacar saya? Well, I haven't found out exactly, what's on me which makes him fall in love with? Setiap kali saya tanya kenapa cinta sama saya, dia cuma bilang, "Emmh, kenapa ya.. Enggak tau..?"

Sebenernya jawaban seperti itu tidak memuaskan rasa ingin tahu saya, tetapi saya pernah baca sebuah quote yang kira-kira begini: "True love is when you love someone but you can't find the reasons why (you're in love with him/her)."

TRUE LOVE, jadi ya ekspektasi saya seperti itu :D

Anyway, begitulah ke-abstrak-an saya malam ini. Mikir bahwa terkadang saya ini 'less than others'. Padahal jika berpikir negatif seperti itu, tanpa disadari, akan mematikan potensi diri yang positif. Pheww, sepertinya saya harus menuliskan beberapa tulisan penyemangat di dinding kamar, agar tidak terlalu meng-underestimate diri saya sendiri! :)

“Self-worth comes from one thing -- thinking that you are worthy.” (Wayne Dyer)

Saturday, March 19, 2011

Me and My Boyfriend

Keberhasilan sebuah hubungan bukan dilihat dari intensitas kebersamaan, tetapi kualitas yang diciptakan selama hubungan itu berlangsung. Hari ini, 19 Maret 2011, yang berarti sehari lagi (20 Maret) saya akan merayakan anniversary yang pertama dengan pacar saya, sebut saja Dingox, hehehe. Setahun untuk sebuah hubungan jarak jauh antara Yogyakarta-Bintaro. Saya kuliah di UGM, dan dia di STAN. Ini bukan pertama kali saya pacaran jarak jauh, tapi nggak tau kenapa, kalau sama Dingox rasanya berbeda.

Waktu setahun nggak berasa lama. Kayanya baru kemarin dia ngajak saya dinner di Restoran Bukit Indah-di Bukit Bintang dan meminta saya menjadi pacarnya. He's a ridiculous boy, actually. Waktu itu dia pesan nasi goreng yang ternyata rada pedas. Daaan.. He was shed a tears. Lucu aja sepertinya, mau nembak gebetan tapi matanya nangis duluan karena kepedesan, lol. Ya, dia memang seorang yang konyol. Kalau belum mengenal dia dengan dekat, maybe you'll see him as a cool guy. Padahal ya, teman-teman yang dekat sama dia saja heran, kenapa saya "bisa" jadian sama dia. Seorang Dingox yang (mereka bilang) konyol, freak. But whatever Baby, I really love you, just the way you are.. *..lalu tiba-tiba terdengar backsong: Just the Way You Are-nya Bruno Mars, wkwkwk.*

Saya mengenalnya sebagai teman akrab (SMP) kawan saya di SMA. Kami nggak pernah satu sekolah. Dulu cuma kenal via Friendster, kira-kira tahun 2006. Kemudian di tahun ajaran 2007-2008 saat sama-sama les di bimbel GO, kami mulai ngobrol. Ngobrol pun karena saya sedang terlibat obrolan dengan seorang teman yang juga temannya. Saat itu, saya akui, saya mulai terpesona sama Dingox ini (ceilah). I heard him singing songs, and yes, I loooove his voice. He's good in singing! Walaupun nggak sekelas Afgan atau Glenn Fredly :D

Saat kami sama-sama kuliah, dengan kampus yang berbeda tentunya, kami lebih intens berhubungan lewat Facebook, SMS, bahkan telpon. Pas dia 'pulang kampung' alias balik ke Yogya, terkadang kami menyempatkan untuk jalan bareng, biasanya sih nonton dan makan. Kami sering ngobrol, nggosipin orang, atau tentang musik, tentang cinta-dengan kisah cinta masing-masing pada waktu itu :)

Awal tahun 2010 lalu, kami sedang desperate dengan kisah cinta masing-masing. Tepatnya di bulan Februari, kami iseng pasang status "complicated" relationship di Facebook. Ternyata, sebulan kemudian kami bener-bener masuk tahap "approachment", nge-date, dan jadian :)

Dia tipe cowok cuek dalam berpacaran. But he's smart, attractive, and one of the most important points: he loves music. Semoga saja saya bisa sabar dengan sifat cueknya itu. Terkadang bikin senewen, apalagi dengan hubungan kami yang long distance gini.. Bener-bener bikin galau deh. Bismillah.. Semoga bisa kuat. Seperti kata dia, "Sabar, sayang. Semua manis pada waktunya.." :')


Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they don't see it nearly enough.