tag:blogger.com,1999:blog-79427778722662807602024-02-07T18:30:15.790+07:00imperfections are perfectan imperfect girl in the perfect worldDiz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.comBlogger59125tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-53205100253050292192023-01-01T04:40:00.002+07:002023-01-01T04:40:49.595+07:00HappinessKebahagiaan itu sebenarnya apa, sih? <div><br /><div>Sejak kecil aku selalu mempunyai mimpi dan sering memasang target. Ya, walaupun untuk target itu sendiri terkadang meleset. Aku tau apa yang aku mau. Aku selalu punya keinginan dan aku akan keras kepala dalam mewujudkannya. Saat mimpi itu terwujud, itulah arti kebahagiaan buatku.</div><div><br /></div><div>Sekarang, rasa-rasanya aku sudah nggak begitu punya banyak mimpi. Aku sudah merasakan hidup di negara empat musim. Ya, aku sudah mencapainya; mimpi terbesarku sejak aku masih kecil.</div><div><br /></div><div>Pertanyaanku sekarang, ketika kebahagiaan adalah saat sudah mencapai mimpi-mimpi, lalu apa lagi? Apakah mungkin 'jatah bahagia' itu ada? Karena saat ini perasaanku hampa. Semacam telah habis karena I've been living my childhood dream, already.</div></div><div><br /></div><div>Selama ini, bagiku, bahagia adalah ketika aku dapat mewujudkan mimpi-mimpiku. Ah, mungkin aku saja yang salah dalam merumuskan arti kebahagiaan dan cara mencapainya. </div><div><br /></div>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-77771161185276229502018-07-25T14:23:00.003+07:002018-07-25T14:23:51.517+07:00ALOHA!<div style="text-align: center;">
Yuhuuu, it's been 5 years!</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Terakhir menulis di sini adalah saat jadi <i>job seeker</i> nan galau dan masih berstatus mahasiswa tingkat akhir: tahun 2013. Setahun kemudian, di tahun 2014, bisa dikatakan menjadi tahun bersejarah untuk saya.. Awal tahun saya lulus kuliah, terus menikah, lalu akhir tahun melamar kerja di sebuah instansi pemerintah dan...... HAMIL! Hahaha. <i>I've been through these all</i>. Tahun 2015 akhirnya saya dinyatakan diterima bekerja menjadi <strike>buruh</strike> abdi negara, menjadi auditor pemerintah di instansi yang sama dengan suami saya. Benar-benar nggak menyangka saya bisa 'menyusulnya', menjadi juniornya! Pada tahun yang sama pula saya melahirkan, <i>a little baby boy: my baby L. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>God's plans are always good and surprising</i> :)</div>
Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-21694882055129684212013-12-17T17:57:00.000+07:002013-12-20T20:28:59.802+07:00About GGP (Not-So-Cool-Post)Haaaah.<br />
*deep sigh*<br />
<br />
Sebenernya pengin punya blog yang isinya nggak melulu cerita tentang kehidupan pribadi.. Tapi berhubung mem-<i>posting</i> keluhan-keluhan di jejaring sosial itu terlalu <i>mainstream</i>, ya sudahlah ujung-ujungnya ya di sini juga mau curhat yang panjang.<br />
<br />
Ceritanya belakangan ini lagi galau banget. Iya, sejak Oktober sih lebih tepatnya. Udah 2 bulan, memang, dan kupikir pun lama-lama bakalan ilang rasa galaunya. Ternyata makin muncak. Haaaah.<br />
<br />
September-Oktober lalu, aku yang belum 100% dinyatakan lulus sebagai sarjana ini mencoba peruntungan melamar kerja di Great Giant Pineapple (GGP) sebagai <i>management trainee </i>(MT). Oktober awal bahkan sudah sampai Lampung (lokasi GGP) untuk <i>user interview </i>dan sekalian cek kesehatan. Singkatnya, aku diterima sebagai MT di bagian internal audit. Udah seneng banget rasanya, bayangin kalau posisi MT internal audit ini bakalan bawa aku ke mana-mana, alias kerjaannya emang <i>mobile</i>.<br />
<br />
Menjelang Oktober akhir, aku dihubungi GGP untuk <i>sign</i> kontrak yang dilaksanakan di Yogyakarta. Saat itulah perasaan galau dimulai..<br />
<br />
Aku sudah mantap bener ambil posisi ini. Namun ada beberapa alasan juga yang membuatku <b>nggak bisa</b> tanda tangan kontrak. Dan memang akhirnya surat kontrak yang ditujukan untukku, dengan namaku tertulis di sana, aku kembalikan ke HRD-nya. Kak Denise, Pak Edy, Bu Ellen... Maafkan saya :'(<br />
<br />
Banyak pertimbangan, begitu berat memang, tetapi memang itulah keputusan akhirku. Kini rasanya antara masih nyesel (nggak ambil posisi itu), tetapi juga lega (memutuskan itu).<br />
<br />
Ibaratnya, aku dan GGP itu kayak pasangan cewek-cowok lagi sama-sama pedekate, ternyata sama-sama suka, tetapi sayangnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang belum dimulai.. Alias tidak jadian. Nyesek. Belum jodoh. Walaupun sama-sama suka, tapi tidak jadi bersama.<br />
<br />
Aku kangen suasana di GGP, kangen Bandar Jaya-Lampung dengan kesemrawutan lalu lintasnya, yah walaupun ke sana hanya beberapa hari untuk rekrutmen pada saat itu.<br />
Aku kangen teman-teman seperjuangan rekrutmen GGP, yang walaupun baru kenal saat itu, tapi sudah terasa akrab. Sangat berkesan.<br />
Aku kangen................ :(<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>"Kita sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa.."</i></blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<i>(Sepatu by Tulus)</i></blockquote>
<br />
<br />Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-5809865412954854992013-11-18T18:57:00.000+07:002013-12-17T18:00:40.095+07:00My Bucket ListTahun 2013 sudah hampir habis. Kalau direnungkan, rasanya saya masih punya banyak keinginan atau cita-cita di <i>bucket list</i> yang belum terwujud. Karena belum pernah saya tulis di blog, sekarang mau saya bikin daftarnya lagi ah..<br />
<br />
<ol>
<li><b>Naik<i> ferris wheel</i> alias bianglala di saat senja hari.</b> Kalau bisa bianglalanya tinggi, jadi bisa benar-benar lihat langit senja favorit saya dan tentunya matahari terbenam yang cantik. Target: Singapore Flyer, London Eye, atau yang di Dufan ya enggak apa-apa deh, hihi.</li>
<li><b>Belajar berenang, juga menyelam.</b> Ini nih yang selama ini jadi penyebab utama keragu-raguan kalau ada yang ngajak main ke tempat wisata yang butuh punya keahlian bisa berenang. Saya ingin berenang bersama lumba-lumba di Kiluan, Lampung. Atau ke daerah Indonesia Timur yang kata orang merupakan surganya dunia bawah laut. Kata teman, di Karimun Jawa bisa kok pakai pelampung dan kacamata renang, nanti tinggal mengapung sambil lihat bawah/dalam air. Ah tapi... Maunya bisa berenang!</li>
<li><b>Punya lahan atau tanah yang luas, untuk memelihara binatang-binatang yang telantar dari jalanan.</b> Lalu penginnya bisa menggaji orang untuk memelihara mereka dan merawat tempat di sana. </li>
<li><b>Punya perpustakaan pribadi.</b> Saya senang membaca, tetapi sayangnya suka teledor kalau menyimpan buku. Bisa berserakan di mana-mana, hihi. Kalau punya ruangan sendiri khusus buat rak dan buku, pasti asyik.</li>
<li><b>Punya <i>grand </i>piano.</b> Sejak kecil selalu membayangkan di sudut rumah saya (yang tidak luas ini) ada grand piano, piano yang ukurannya besar dan menurut saya terlihat 'gagah'.</li>
<li><b>Melihat aurora.</b> Aurora adalah fenomena alam yang membuat langit seperti dikasih lampu sorot warna-warni, hihi. Saya suka sekali melihat langit, apalagi kalau langitnya cantik begitu warnanya. Target tempat: Finlandia, Norwegia, Alaska, atau mana saja deh yang memungkinkan :D</li>
<li><b>Mendengar orang tua saya bilang kalau mereka bangga pada saya.</b> Sederhana, tapi saya selama ini belum pernah mendengar itu. Entah karena di keluarga saya bilang hal seperti itu dianggap tak perlu, atau karena memang saya belum membanggakan mereka.</li>
</ol>
<div>
Hmm, mungkin sementara ini <i>bucket list</i>-nya 7 poin dulu, kapan-kapan bisalah ditambah. Biasanya saya tulis di kertas besar dan ditempel di kamar, tapi sepertinya sudah perlu di-<i>update</i>. Ada yang sudah tercapai, ada yang belum juga.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya percaya, menulis keinginan bisa menjadi salah satu penghantar terwujudnya mimpi-mimpi itu; hal yang mungkin dianggap <i>nonsense </i>bagi para penganut paham realistis. Hehehe.</div>
<div>
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
<i><b>Bucket list: a list things to do before I 'kick the bucket' (die).</b></i></blockquote>
Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-21196059322042336132013-09-26T10:43:00.002+07:002013-12-20T20:32:29.923+07:00Tes PauliDalam beberapa bulan ini setidaknya saya 'baru' dua kali mengikuti tes Pauli, yaitu mengikuti rekrutmen kerja di sebuah perusahaan kosmetik. Belum punya ijasah, sih. Anggap aja buat pengalaman dan iseng-iseng berhadiah.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Kali pertama ikut tes ini, reaksi tubuh saya tidak terduga: kepala pening, pundak dan tangan pegel, leher tegang (bahkan sampai semingguan nggak bisa nengok). Mungkin saat itu dapat tempat tes yang meja-kursinya nggak ergonomis, yah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya bukan ahli psikologi yang bisa menjelaskan tes ini secara rinci. Tapi secara gampangnya, Tes Pauli atau tes koran (karena lembarnya gede kayak koran) adalah sebuah tes penjumlahan bilangan angka 0-9, menghitungnya dari atas ke bawah. Terdengar gampang, ya, tapi angka yang harus dijumlahkan itu banyak banget!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berdasarkan analisis ke-sotoy-an saya sih, tes ini berguna buat melihat daya tahan seseorang saat bekerja. Selain itu juga untuk mengetahui apakah calon karyawan tersebut punya daya kompetisi yang bagus atau nggak. Soalnya tiap nggak sengaja melihat orang yang ikut tes di meja sebelah, rasanya jadi pengin bisa lebih dari dia. Iya, saya suka <i>easily distracted</i>, makanya <b>sempet </b>ngelirik kanan-kiri :P</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Nih, buat yang mau latihan menghitung, bisa di link ini: <a href="http://apps.prabowomurti.com/paulitest.php">Pauli Test Boongan, Lumayan Buat Pemanasan Otak</a>.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Atau bikin sendiri lalu di-<i>print </i>dari sini: <a href="http://wongkediri.com/pauli/">DIY Pauli Test</a>.</div>
Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-77928174894060702922013-08-01T21:03:00.002+07:002013-12-20T20:37:54.532+07:00PenangSebuah pulau dengan 'isi' yang cantik dan merupakan salah satu Negara Bagian Malaysia, tentu saja Penang. 5 jam perjalanan dengan bus dari Kuala Lumpur, sampailah saya di sana dengan trio traveler saya. Pertama datang, kami tiba di sebuah terminal bus yang masih sepi, sekitar pukul 3 pagi. Mata masih berat untuk terbuka, dan masih setengah sadar kami kebingungan di terminal bus, "Ini masih kudu nyebrang pakai feri nggak sih?" karena pikiran kami, ini adalah pulau yang terpisah darat. Bayangan kami, kami ada di tempat yang bernama Butterworth dan harus menuju pelabuhan untuk menyebrang.<br />
<br />
Celingukan, akhirnya kami memutuskan untuk makan sahur dahulu dengan nasi briyani, hasil 'kebaikan' dan berkah di Masjid Jamek, ta'jil. Rasanya masih enak, padahal bumbunya lumayan menyengat. Namun ternyata belum basi.<br />
<br />
Para sopir taksi menawarkan untuk mengantar kami. Mengantar ke mana? Sedangkan kami pun belum tahu kami berada di mana. Jelas kami menolak mereka. Berbekal GPS yang sering melenceng dan peta cetak seadanya, kami mengetahui bahwa kami berada di Terminal Bus Sungai Nibong, yang telah berada di dalam Pulau Penang itu sendiri! Oh ternyata tidak perlu menyeberang pakai feri karena kami telah melewati jembatan!<br />
<br />
Kami naik ke gedung lantai atas. Memanfaatkan tempat yang masih sepi itu, kami mencari colokan listrik untuk <i>charging</i> gadget. Untungnya kami sudah membawa 'colokan T internasional', jadi masih bisa mengisi daya baterai kami di colokan ala Malaysia yang bolongannya tiga.<br />
<br />
Shubuh tiba dan surau (musholla) di sana dibuka oleh seorang petugas. Kami pun masuk, dan di sanalah, kami mendapatkan saudara baru lagi. Zieha, gadis berjilbab lulusan Universiti Sains Malaysia asal Johor. Dengan bahasa yang bercampur (Indonesia yang mencoba berbicara Melayu), kami bertanya pada Zieha mengenai spot menarik di Penang.<br />
<br />
Selepas shubuh kami mulai berangkat, naik bus rapid Penang menuju ke Terminal Bus Komtar di Georgetown, kota pusat di Penang. Kota yang menurut saya <i>classy</i>. Saya selalu suka melihat bentuk bangunan. Entah, padahal saya bukanlah fotografer atau bahkan arsitek. Saya mencoba menemukan dan memotret bangunan-bangunan yang unik dan <i>vintage </i>di sekeliling kota dengan berjalan kaki.<br />
<br />
Masjid Kapitan Keling, sebuah masjid yang menjadi tempat rehat jiwa-raga kami di kala matahari tepat menyengat di atas kepala. Karena sudah 24 jam kami tak mandi, akhirnya kami menumpang mandi di sana sebelum sholat berjama'ah dzuhur.<br />
<br />
Pukul 14.00 waktu setempat, kami bergegas ke Terminal Bus Komtar untuk membeli tiket pulang ke Kuala Lumpur dari sebuah agen. Sebelumnya kami sudah bertukar nomor HP dan memang janjian dengan Zieha untuk bertemu di Komtar pada pukul 15.00.<br />
<br />
Zieha mengajak kami membeli <i>jeruk </i>atau yang berarti buah-buahan yang diolah menjadi manisan. Kemudian, kami berempat naik bus rapid ke Pantai Batu Feringghi untuk ngabuburit. Setelah sekitar satu jam perjalanan yang sukses membuat kami tertidur di bus (jalanan terlalu berkelok-kelok dan sopir yang 'dahsyat' membawa busnya), sampailah kami di pantai indah tersebut. Inilah tempat yang, menurut saya, menyadarkan kami bahwa Penang adalah memang ide destinasi yang menarik...<br />
<br />
Pasir berwarna krem yang lembut di kaki, suasana pantai yang bersih, laut yang kebiruan, dan langit sore yang teduh... Mungkin ini adalah sebuah gambaran yang standar untuk sebuah pantai, tetapi ini kali pertama saya menikmatinya di luar negara yang saya tinggali. Suasana pantai yang tidak begitu ramai oleh turis, sepertinya menjadi nilai plus bagi saya. Duduk di tepi pantai, memandang laut, <i>less taking photographs</i>, diam, ini seperti sebuah meditasi. Tenang!<br />
<br />
Saat maghrib hampir tiba, kami menuju ke sebuah area semacam <i>outdoor foodcourt</i>, Gurney Drive, kira-kira mungkin setengah perjalanan antara Komtar-Batu Feringghi. Tidak terlalu jauh. Ini sebuah kawasan yang asyik juga! Di sana, kami bisa duduk di tepi perairan yang merupakan sambungan laut di Batu Feringghi tadi. Sepertinya ini tempat nongkrong bagi anak gaul Penang.<br />
<br />
Penang, memang benar kalau kata beberapa <i>travel-blogger </i>panutan saya, bahwa inilah surganya kuliner. Favorit saya? Tentu saja <b>Rojak</b>! Campuran dari berbagai macam makanan yang digoreng, tempura, lalu diberi semacam bumbu kacang agak pedas. Duh, susah didefinisikan karena begitu menikmati (dan kelaparan) saat itu. Ada juga <b>Laksa</b>, tapi saya tidak terlalu suka karena asam. Saya tak habis memakannya, hanya menyemili mi-nya saja.<br />
<br />
Pukul 22.00. Kami kembali ke Komtar dan berpisah dengan Zieha. Dia akan kembali ke Johor, dan kami kembali ke Kuala Lumpur. Betapa ajaibnya manusia dalam memulai hubungan dengan sesamanya. Tiba-tiba saja kami sudah mendapat saudara-saudara baru di Malaysia. Hmm, bagaimana jika kelak saya berhasil keliling dunia dan kenalan serta berteman dengan paling tidak satu orang dari sebuah negara? Fenomena <i>people-to-people</i> buat saya selalu menarik.<br />
<br />
Ah, Penang terasa manis di hati saya.Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-29703777372804376922013-07-29T08:59:00.003+07:002013-12-20T20:50:54.780+07:00Kuala LumpurSaya menyesalkan bahwa kesan pertama yang saya dapatkan adalah buruk. Petugas imigrasi di Bandara LCCT (Low Cost-Carrier Terminal) terasa <i>less friendly</i> terhadap kami, orang Indonesia. Tidak dapat disalahkan juga, mungkin hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang terkadang memanas, menjadi salah satu hal penyebabnya. Atau, dengar-dengar, ini karena para TKI dari Indonesia yang di Malaysia sering menyalahi aturan. Misalnya, bekerja di Malaysia tapi tidak punya izin kerja. Dan mungkin, dengan penampilan saya yang awut-awutan saat itu, saya dikira TKW yang mau berulah di Malaysia. <i>How sad</i>.<br />
<br />
Tips pertama: Jangan berpenampilan (maaf) kampungan seperti gembel kalau lagi di Malaysia, khususnya saat pertama datang di bandara.<br />
<br />
Menginap di sebuah hostel bersama dua kawan saya -yang kemudian kami menyebut diri kami sebagai Trio Ransel, hehehe- di kawasan China Town, tepatnya Jalan Sultan, cukup menguntungkan kami karena hostel tersebut berada di kawasan turis yang ramai. Kami menginap di Backpackers Travelers Inn <a href="http://www.backpackerskl.com/">http://www.backpackerskl.com/</a> dengan hanya membayar 12 MYR saja, atau kurang dari Rp 40.000,00. Sebelumnya, kami telah mem-<i>booking</i> dengan hanya mengirim e-mail saja (tanpa uang DP) untuk kamar dorm. Karena kami bertiga cewek semua, saat itu resepsionisnya langsung bilang, "<i>So I'll give you private dorm </i>lah,"<br />
<br />
Alhamdulillaah, akhirnya kami menempati kamar dorm (ada 4 kasur) untuk bertiga saja, tak perlu<i> </i>berbagi <i>room</i> dengan travelers cowok.<br />
<br />
Daerah penginapan kami, China Town, merupakan daerah pecinan di Kuala Lumpur. Yah, walaupun kami kurang bisa menikmati makanan di sekitar sana, karena kebanyakan non-halal. Namun, di daerah Pudu Raya (tidak jauh dari China Town), ada restauran halal favorit kami: Shukran, di mana para pelayan restaurannya adalah para orang India yang baik-baik. 'Baik-baik' di sini, akan ada saya ceritakan ya.<br />
<br />
Jadi, di Malaysia, penduduknya kebanyakan adalah keturunan India, Cina, dan Melayu. Masing-masing, menurut saya dan dua kawan saya, ada cerita tersendiri. Orang India di Malaysia tipikalnya adalah.. Err.. Bagaimana ya, entah, kami sering merasa tidak nyaman dengan mereka. Hal ini karena kami bertiga yang cewek-cewek semua ini, sering sekali 'dilihatin'. Dari atas sampai bawah. Sungguh, kami tak nyaman. Sedangkan orang Cina dan Melayu lebih cuek. Namun, biasanya, kalau kami menjumpai pasangan yang PDA (<i>public display of affection</i> alias bermesraan di depan umum), biasanya sih pasangan orang Cina, hihihi.<br />
<br />
Selebihnya, para penduduk Malaysia ini sebenarnya ramah. Saya tidak merasakan adanya 'permusuhan' di sini. Ya kecuali di bandara itu.<br />
<br />
Tips kedua: Bagi yang suka <i>observing people</i> seperti saya, coba perhatikan orang-orang di Malaysia. Entah ya, menurut saya ini menarik.<br />
<br />
Dapat merasakan berpuasa Ramadhan di negeri orang, yaitu Malaysia, membuat saya sangat bersyukur. Di negara yang banyak muslimnya ini, tentu tidak sulit menemukan masjid dan makanan halal. Suatu hari yang benar-benar membuat saya berkesan, adalah pengalaman ta'jilan di Masjid Jamek.<br />
<br />
Masjid Jamek, terletak tak jauh dari kompleks 'jajahan' kami selama di sana: China Town, Pudu Raya, Dataran Merdeka. Pokoknya, Masjid Jamek ini dekat dengan gedung HSBC. Kami tiba di sana di hari pertama, tepat saat maghrib. Tadinya kami ragu-ragu, sudah adzan, baru datang, kok pengin dapat makan ta'jil. Apalagi saat itu, para jama'ah wanita sudah mulai makan nasi ta'jilnya, dan yang pria masih antri mendapat ta'jil. Tak disangka, seorang petugas masjid yang membagikan bungkusan makanan, langsung memanggil kami dan.. KAMI LANGSUNG DIKASIH TIGA BUNGKUS NASI TA'JIL! Subhanallaah. Terharu sekali. Ternyata wanita didahulukan. Dan senangnya, kami berkenalan dengan orang Indonesia yang sudah tinggal lama di sana, namanya Bu Yel dan Bu Wis. Ah, saudara baru! <br />
<br />
Seperti para wisatawan lainnya, saya mengunjungi spot-spot menarik di Kuala Lumpur, seperti Petronas, Bukit Bintang (yang penuh dengan mal), Genting Highlands (walaupun hanya karena ingin menikmati <i>cable car</i> saja, hihi), dan lain-lain. Saya rasa sudah banyak para <i>travel-bloggers</i> yang mengulasnya, jadi tidak akan saya bahas.<br />
<br />
Kuala Lumpur, kota yang teratur, dengan masyarakat yang majemuk.<br />
<br />
<br />
<br />Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-27336599130902302472013-07-26T08:07:00.000+07:002013-12-20T20:57:46.654+07:00Pack and Go!Backpacking. Something that I have never thought to do years ago. But a travelogue by Windy Ariestanty, Life Traveler, changed me, as it became my inspiration and opened my mind that you can travel around the world on budget. And later, people call it as backpacking.<br />
<br />
Going without paying any luggage, somehow, you only need to master how to pack your belongings on your backpack. Quite challenging, though, since you sometimes just want to bring this and that, ALL you think you need.<br />
<br />
Hunting airline promo fares will be your new hobby. Backpackers often start their new steps from it. And for me, yes, I got my first experience to go to another country from promos.<br />
<br />
Thailand, Singapore, and Malaysia. Not many nor far, but experiencing as a traveler in those countries has opened my mind enough: That many people, outside your country, are living.. With their own way. You can 'take off' your selfishness, for a moment. You can see how 'the other world' is spinning. You can be more grateful, you can even love your origin country more and more.<br />
<br />
Thailand, Singapore, Malaysia.<br />
And I promise myself to travel more and farther.Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-64065228979376798742013-06-30T18:54:00.003+07:002013-06-30T18:58:59.546+07:00A Spontaneous Decision, You Name itWoohoo.. Have been absent for a while posting some craps here, keep saving some drafts but haven't finished those writings yet.. But today I MUST, just to share or maybe remind my self about one of the important moments in my life. Here we go..<br />
<br />
Two nights before, Dingox said to me about getting married next year. He proposed me? Not sure, but he was said it clearly, that he would talk to his parents about it. About marrying me :)<br />
<br />
I was surprised, shocked, happy, but however felt a li'l bit nervous, too! How could I not, I was the one who always wanted to hear him saying about "the fixed time" for us to get married. And he usually replied, "We're talking about it later, okay? It's a long way to go, girl,"<br />
Enough said.<br />
<br />
The most surprising part of this story was yesterday, when he talked it with his parents. What about getting married in the second half of 2014. And guess what they said?<br />
"Why not in the first half of 2014? The sooner the better."<br />
O, ow. But we both still, yeah, like "Are we really ready for this?"<br />
<br />
So, the plan is, I'll graduate in November this year (aamiin), then he'll come to my graduation from Samarinda, and bring his family to my house for "<i>nembung</i>". Kind of proposing, I think, in English :p<br />
<br />
O, God, please give us the way, let it be the best decision that leads us to the best things in life. Aamiin.Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-47671305045376436052012-08-23T23:28:00.002+07:002012-08-25T18:31:19.507+07:00CahayaBanyak orang yang mengidolakan <i>sunrise.</i><br />
Melambangkan semangat baru, katanya..<br />
Tapi warna langit senja lebih menarik, menurut saya.<br />
Warna kuning bergradasi dengan oranye, merah, dan violet.<br />
<br />
Banyak orang senang melihat kembang api.<br />
Warna-warni yang memancar di langit malam menjadi perpaduan indah, katanya..<br />
Tapi menurut saya,<br />
melihat (dari dekat) lampu kota yang temaram,<br />
atau menikmati (dari ketinggian) lampu kota yang berkelap-kelip<br />
itu lebih indah dan menenangkan.Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-48966783007979808762012-07-07T21:44:00.000+07:002012-07-07T21:44:46.496+07:00...Tidakkah egois, <div>
untuk memberi kabar buruk tentang dirimu sendiri, </div>
<div>
kepada seseorang yang pernah berarti di masa lalumu, </div>
<div>
di saat dia telah bahagia dengan kehidupannya?</div>
<div>
<br /><div>
Tidakkah egois, </div>
<div>
untuk menunjukkan bahwa kamu begitu membutuhkannya, </div>
<div>
padahal dia telah membiarkan kenangan tentang kalian menjadi usang, </div>
<div>
dan berusaha menguburnya dalam-dalam?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidakkah egois, </div>
<div>
untuk -membuat seseorang yang telah berlalu- merasa bersalah karena dia tidak mungkin lagi kembali di sampingmu?</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jangan pernah lakukan itu..</div>
</div>
<div>
Dia sudah berbeda jalan denganmu.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-43882593477795577512012-03-15T21:53:00.001+07:002013-12-20T21:04:22.895+07:00RIP Bis Surat<br />
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Suatu hari saya terheran-heran melihat bis surat yang terletak beberapa meter tak jauh dari rumah saya. Kotak berwarna oranye untuk mengeposkan surat tersebut kini dicat warna putih dengan tulisan "RIP".</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">RIP? Rest In Peace-kah maksudnya? Apakah bis surat itu sudah tidak dipakai untuk mengeposkan surat lagi?</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br style="line-height: 16px;" /></span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Teringat masa kecil saya yang sangat antusias menulis surat, postcards, dan kartu-kartu ucapan lainnya yang ditujukan untuk teman-teman saya. Seringkali saya mengirimi mereka yang sedang berulang tahun, sepucuk kartu ucapan ultah warna-warni. Atau, saya menyempatkan menulis kartu ucapan Lebaran sebelum bulan Ramadhan berakhir. Padahal, mereka yang saya kirimi adalah teman-teman yang rumahnya tidak ada satu kilometer dari rumah, masih satu kecamatan dengan saya.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br style="line-height: 16px;" /></span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Saya juga pernah, sekali, mengirim surat ke alamat fans club seorang artis cilik di masa itu. Dia artis cilik yang terkenal dan juga cantik, saya begitu mengidolakannya. Namun kalau disebutkan namanya, saya yakin orang-orang akan menertawakan saya. Soalnya kalau dipikir-pikir rada norak :p</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Begitulah, sebenarnya saya termasuk gemar surat-menyurat. Bahkan dulu saya mempunyai beberapa sahabat pena di beberapa kota di Indonesia.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Kembali ke bis surat "RIP". Setelah terheran-heran, akhirnya saya memutuskan untuk menelepon ke kantor pos langsung. Berbekal sebuah nomor telepon dari 108 (penerangan), saya menelepon kantor pos di Yogyakarta.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Saya tanyakan perihal bis surat tersebut. Ternyata, pihak kantor pos tidak tahu (atau tidak mengerti pertanyaan saya).</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Well, saya jadi ingat sekarang.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Yogyakarta adalah kota seni, banyak seniman di sini.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Bisa saja itu ulah seniman yang 'gatel', gara-gara melihat betapa bis surat itu sekarang sudah <b>tidak laku </b>lagi.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Ya ampun, begitu memprihatinkan (baca: kasihan) melihat nasib bis surat, yang bahkan dari pihak kantor pos pun tidak mengetahui keadaan beberapa bis surat di Kota Yogya.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Iya juga sih, sekarang sudah jarang yang memakai jasa kantor pos untuk surat-menyurat.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Mending SMS/email, menurut orang-orang.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;">Yeah, technology wins.</span></div>
<div style="line-height: 16px; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<br /></div>
Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-53649212340333376062012-03-07T17:25:00.001+07:002013-04-19T23:03:53.666+07:00Bad English of Mine<br />
When i was in elementary school, Mrs. Uut, my English teacher decided moving to Australia with her husband. Since she was my favorite teacher, I was really sad, my friends were too.<br />
<br />
That afternoon was the last class we had before her leaving. All students cried, we really didn't want her to go.<br />
I started to write something in English for Mrs. Uut and gave it to her. I gave my own handmade bracelet, too.<br />
'Maybe these things can make her know that I love her and someday she'll come back to teach here,' that was what I thought.<br />
<br />
When I memorize it now, I'm like.. OH GOD, WHY..<br />
*facepalm*<br />
Guess why??<br />
<br />
Because what I wrote on that letter was:<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>Mrs. Uut, please don't remember me..</i></blockquote>
'Please don't <b>remember </b>me..'<br />
<b>Remember</b>.<br />
WHAT???!! Dafuq!<br />
What I meant to say was 'don't forget me'.. But..<br />
My bad English made it wrong!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLrTu3luqVlpXnWKnA2_DPrX022QG264N-sbXsFXdsxpKKWGmR6PcObHZNUOsNUx5Q1ftWwVQKwUPM8ECSSfEV-uG1LTiC4udkkCPJs7Kx5CA1vBjs6GDfCoyMhz9vcMbyZKCBQodfxhKZ/s1600/god+why.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLrTu3luqVlpXnWKnA2_DPrX022QG264N-sbXsFXdsxpKKWGmR6PcObHZNUOsNUx5Q1ftWwVQKwUPM8ECSSfEV-uG1LTiC4udkkCPJs7Kx5CA1vBjs6GDfCoyMhz9vcMbyZKCBQodfxhKZ/s1600/god+why.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">
From now on, I'll improve my English skill, so I won't have embarrassing experience like that again.</div>
<div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-align: left;">
Hey, how's my English, you think? Still sounds like a mess?</div>
D'oh. My bad!Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-33165191064564311102012-03-04T16:54:00.000+07:002012-03-05T08:42:00.862+07:00SkripShit atau SkripSweet?Terbukti, kalimat beken yang bilang kalau kita bisa mendapatkan inspirasi saat di kamar mandi, adalah benar.<br />
Nggak perlu ada <i>shower-</i>nya, sedang mandi manual cebar-cebur gitu aja tiba-tiba bisa dapat inspirasi, kok.<br />
Bukan, inspirasi ini bukan mengenai SKRIPSI, melainkan nge-<i>post</i> di blog yang bertemakan skripsi :p<br />
<br />
Ah, skripsi. Seakan menjadi satu kata tabu dan sensitif buat kami, para mahasiswa semester delapan.<br />
Boro-boro dibahas, cuma diucapin aja bisa bikin darah tinggi mendadak.. Fuh.<br />
<br />
Kebanyakan dari seangkatan saya, emang lagi pada nyusun proposal skripsi sih.<br />
Saya bahkan baru ngetik berapa paragraf gitu.. Ugh.<br />
Betapa berat memulainya. Seperti opini salah satu dosen saya tentang skripsi,<br />
<blockquote class="tr_bq">
Memulai untuk menulis skripsi itu berat di awal. Saat kamu sudah <i>mood</i> untuk menulis, maka tulislah, dan jangan pernah berhenti, karena kamu harus mulai lagi dari sesuatu yang berat.</blockquote>
Oh baiklah. Masalahnya, mengumpulkan <i>mood</i> itulah yang susah.<br />
Apalagi saya tidak sedang dikejar <b>sesuatu</b>, nikah misalnya. Belum dilamar kok saya. Hahaha. #BukanKode<br />
<br />
Saking <i>happening</i>-nya si skripsi ini di kalangan mahasiswa tingkat akhir, sampai-sampai si Om Anies Baswedan nge-<i>tweet </i>tentang skripsi, beberapa waktu yang lalu.<br />
Pak Rektor Termuda di Indonesia yang Ganteng ini merasa terpanggil kali ya, untuk menyadarkan para mahasiswa tua supaya buruan menyelesaikan skripsi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVwtQz2HCkLuTf-ZCTlPfkGj1SHG9qLW3LNwdRM-3Ofqt5t66f48tN4W7NdrL22AdrOXkM0HmN4nJ-paNdnQo9MwuM_8Ho1KmDUZQUIG1HGYkmfQjTZ9x4_h-6nyb5ibIMHnUu575eZuSJ/s1600/unyu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVwtQz2HCkLuTf-ZCTlPfkGj1SHG9qLW3LNwdRM-3Ofqt5t66f48tN4W7NdrL22AdrOXkM0HmN4nJ-paNdnQo9MwuM_8Ho1KmDUZQUIG1HGYkmfQjTZ9x4_h-6nyb5ibIMHnUu575eZuSJ/s320/unyu.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: xx-small;">Om Ganteng dan Putranya yang juga ganteng ^^</span></div>
<br />
Begini twit-twit beliau:<br />
<br />
<ol>
<li><i>Menulis skripsi adalah menaklukan diri sendiri.</i></li>
<li><i>Cara mengerjakan skripsi adalah potret diri penulisnya saat senyatanya kerja mandiri. </i></li>
<li><i>Skripsi bukan sekadar soal riset; skripsi adalah simulasi cara berkarya/bekerja setelah lulus kuliah.</i></li>
<li><i>Menunda2 pengerjaan skripsi adalah mengakumulasi rasa sesal. Akhirnya skripsi yg ditunda2 itu ttp hrs diselesaikan jg</i></li>
<li><i>Membaca referensi banyak2 buat skripsi itu baik tapi menuliskan hasil bacaan itu jauh lebih baik :)</i></li>
<li><i>Makin lama jeda pengerjaan skripsi, makin sulit memulainya lg. Makin sulit memulai lg, makin lama selesainya.</i></li>
<li><i>Skripsi yg membanggakan & menenangkan seumur hidup penulisnya adalah skripsi dibuat dng KEJUJURAN.</i></li>
<li><i>Sibuk mengerjakan skripsi itu baik, tapi menyelesaikan skripsi itu jauh lebih baik :)</i></li>
<li><i>Dan akhirnya. skripsi yg baik adalah skripsi yg selesai :D</i></li>
</ol>
<i>Jika dengar kata skripsi, lalu jantung berdegup 2x lbh cepat mk jngn periksa dokter tp sgr selesikan skripsi.</i><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div class="stream-item-footer" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: HelveticaNeue, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; font: inherit; line-height: 18px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<div class="context" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-size: 12px; font: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</div>
</blockquote>
<div>
UHUK. DEGGG!!</div>
<div>
Menohok ya. </div>
<div>
Baiklah, saya mau semangat aaaah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dimulai lagi malam ini! :)</div>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-19358148425469604302012-03-03T23:14:00.000+07:002012-03-03T23:15:47.922+07:00Just a Song From Agnes Monica :)<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Pernahkan kau bicara, tapi tak didengar</i></div>
<div style="font-family: inherit; text-align: center;">
<i>Tak dianggap sama sekali</i></div>
<i></i><br />
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<i>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Pernahkan kau tak salah, tapi disalahkan</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Tak diberi kesempatan</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ku hidup dengan siapa</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ku tak tahu kau siapa</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau kekasihku tapi orang lain bagiku</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau dengan dirimu saja</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau dengan duniamu saja</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Teruskanlah, teruskanlah</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau begitu</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau tak butuh diriku, aku patung bagimu</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Cinta bukan kebutuhanmu</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ku hidup dengan siapa</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ku tak tahu kau siapa</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau kekasihku tapi orang lain bagiku</span></i></span></div>
</span><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau dengan dirimu saja</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau dengan duniamu saja</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Teruskanlah teruskanlah</span></i></span></div>
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;"><div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Kau begitu</span></i></span></div>
</span></i>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-14053253379778086752012-03-02T22:25:00.000+07:002012-03-02T22:25:40.527+07:00Sorry to Say, but: Fuck You, Smokers."Dis, aku sekarang ngerokok. Maaf ya."<br />"WHAT? Fuck you. Just.. FUCK YOU."<br />
<br />
Sorry I'm kinda picky. But if you're my close friend, <b>clean </b>at first -without smokes-, then later I find you smoking, so our friendship is <b>over</b>. Oh, maybe still there's that word FRIENDSHIP, but sorry, I'll never be the same like before.<br />
<br />
Please, stop smoking or whatever you text me I'll just reply "FUCK YOU."Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-19891900397925472722012-02-29T16:56:00.001+07:002012-02-29T16:58:32.884+07:00February 29th already?5 pm.<br />
And I'm still waiting for your texts.<br />
Still loving you deeply.<br />
Still missing you all the time.<br />
<br />
Nah, just a random post.<br />
<br />Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-60525495036542746862012-02-28T22:43:00.001+07:002012-02-28T22:44:29.296+07:00Richie, Can We Meet Again?Setelah hampir benar-benar putus asa karena beberapa kesedihan di awal tahun, ternyata Allah swt masih punya cobaan lagi buat saya. Saya ditinggal mati kucing kesayangan.<br />
<br />
Richie. Dia kucing jantan yang selalu menemani saya.<br />
He was more than a pet.<br />
He always listened to me.<br />
He helped me to forget my problems.<br />
<br />
"Hai, Ganteng!" Begitulah sapaan saya kepadanya di suatu pagi. Dia melengos jual mahal. Ah, dia kelihatan tua, padahal umurnya masih sekitar 1,5 tahunan.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Saya ingat betapa dia sangat tengil sebagai seekor anak kucing, September 2010 silam, ketika saya mengadopsinya. Kemungkinan umurnya saat itu masih 2 bulan. Dia makin tengil saat awal tahun 2011, sebagai kucing remaja.<br />
<br />
Richie menganggap kaki-kaki manusia adalah mainannya. Dia terlihat geli dan sibuk memfokuskan diri -setiap ada seseorang sedang berjalan- pada bagian kaki. Tak jarang orang-orang ngomel karena kakinya ditowel-towel sama Richie, towelan yang lebih tepat disebut cakaran.<br />
<br />
Richie tak punya saudara sesama kucing di rumah, makanya dia begitu jahil pada orang-orang. Saya hanya tertawa geli melihatnya.<br />
<br />
Pertengahan 2011, dia mulai terlihat tenang. Dia tidak lagi antusias bermain tali yang saya lambaikan di hadapannya. Dia tidak lagi mengincar kaki-kaki orang untuk dicakar. Dia sudah dewasa.<br />
<br />
Mendapatinya di rumah dalam keadaan luka di pahanya, membuat saya begitu khawatir. Richie mulai suka keluyuran dan berkelahi dengan kucing jantan liar. Sayangnya, dia di pihak yang kalah. Wajar, karena dia memang tipe kucing rumahan. Khawatir, tetapi alhamdulillah beberapa lama kemudian luka tersebut sembuh dengan sendirinya. Yah, walaupun kejadian seperti itu tak hanya sekali, tapi berkali-kali.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Di umurnya yang sekitar 1,5 tahunan ini, dia terlihat tua, dan sakit-sakitan. Badannya mengurus, dia nggak selahap sebelumnya kalau makan.<br />
<br />
Dia benar-benar tak 'nakal' lagi. Dia hanya mengeong saat minta makan. Tak seperti sebelumnya, yang bahkan selalu berisik sewaktu-waktu.<br />
<br />
Walaupun begitu, Richie masih tetap mendengarkan saya.<br />
Dia kucing terlucu, terhebat, terganteng, yang pernah saya miliki.<br />
<br />
Pagi ini saya menemukannya sekarat di bawah kursi tamu. Sebelumnya, saya berniat memberinya makan. Maka saya memanggilnya, "Richie, Richie!"<br />
<br />
Nggak ada suara. Saya coba panggil lagi. Lalu ada suara aneh. Seperti Richie, tetapi tidak mengeong seperti biasa. Suara yang bikin merinding :(<br />
<br />
Saya mencarinya di kolong-kolong. Saat tiba di ruang tamu, saya sudah mendapatinya tergeletak.<br />
<br />
Lihatlah, dia sekarat, tetapi masih berusaha menjawab panggilan saya..<br />
Dengan suara yang sudah susah dan payah dikeluarkan, dia masih menjawab saya..<br />
Ah Richie, betapa sedih melihatmu begitu.. :(<br />
<br />
Richie masih mempedulikan saya, bahkan di saat-saat terakhirnya.<br />
Hingga akhirnya dia benar-benar pergi.. :(<br />
<br />
Richie..<br />
Can we meet in the afterlife? :'(Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-80624246444091577042012-02-28T22:19:00.001+07:002012-02-28T22:44:57.395+07:00Time Heals..."Hey, semua ini cuma masalah <b>waktu</b>. Cuma <b>waktu </b>yang akan menyembuhkan."<br />
"Tunggulah saja. <b>Waktu </b>yang akan menjawab."<br />
<br />
<b>Waktu</b>.<br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Seandainya <b>waktu </b>adalah manusia, dia pasti jadi manusia paling hebat.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Semua orang akan mengelu-elukannya.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Semua orang membutuhkannya.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Dan segan padanya.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Memang, <b>waktu </b>bisa menjadi musuh ataupun sahabat. Tergantung sebagaimana cerdik seseorang memanfaatkannya.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<b>Waktu </b>akan menjadi musuh jika seseorang terlalu mengulurnya. Biasanya, si Penunda akan menyesal di kemudian hari.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Namun,<br />
<b>Waktu </b>akan menjadi sahabat, bagi seseorang yang terluka. Luka yang hanya akan dapat disembuhkan, jika <b>waktu </b>telah membuat sakit hati menjadi sebuah kerelaan.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Kerelaan, sebuah kata yang mudah saja diucap di mulut, tetapi sulit untuk dapat membuat hati benar-benar berkata, "Saya sudah rela."</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
Well, time heals all wounds.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<br /></div>
<div>
<br /></div>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-91494403268695165062012-01-27T09:14:00.000+07:002012-01-27T09:17:41.703+07:00Kegagalan itu (Sedikit) MenyakitkanSuatu hari kamu membagi informasi mengenai suatu kompetisi kepada seorang teman. Kompetisi yang juga ingin kamu ikuti.<br />
<br />
Lalu ternyata, dia memberitahukan info tersebut ke teman yang lain. Dan kamu tetap menginginkan untuk memenangkannya.<br />
Sangat. Ingin. Memenangkannya.<br />
It's your passion and you've been desire for a long time.<br />
Walaupun kamu tahu, mereka punya <b>nilai yang lebih tinggi </b>darimu.<br />
<br />
Tak disangka, ternyata mereka lolos, dengan seleksi (pada kompetisi tersebut) yang menurutmu nggak fair.<br />
Dan kamu? Cuma bisa gigit jari.<br />
<br />
Kamu mulai berpikir,<br />
apakah kemenangan <b>hanya </b>diperuntukkan untuk mereka -yang lebih tinggi nilainya- nilai yang dilihat dari <b>'hitam di atas putih'</b>?<br />
gitu aja, tanpa seleksi lebih dalam?<br />
<br />
Jadi, masihkah ada ruang untuk <b>si bodoh</b> ini untuk berkembang?<br />
<br />
Hey you. Nevermind, my friend. No need to be guilty. Just go your way.<br />
People go and forget, don't they? And I <b>probably </b>will do the same.<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<i>saat-saat menyakitkan, </i></div>
<div style="text-align: right;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: right;">
<i>Januari 2012</i></div>
<br />Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-81524609292565903662011-12-24T08:22:00.000+07:002011-12-24T08:22:18.227+07:00Dear YouDid you ever notice my signs? Because with giving you signs or telling you directly are just the same: not working.<br />
Did you ever miss me, A LOT? Because I feel it almost every time. And you don't even care.<br />
Did you ever realize that your existence means a lot for someone? That someone is me.<br />
Did you ever know when I wanna be with you? Why are we always go with them, why not just the two of us? I really need some time for us. Just you and me :(<br />
I'm tired, sometimes, of being 'a girlfriend', while it's still a long long way to go for marriage. But I know I found you as my future husband. I wanna keep this relationship but I hate to feel these sadness things. Is it too silly, huh?Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-531562896163810642011-12-24T08:02:00.000+07:002011-12-24T08:02:59.468+07:00Is It Too Mainstream for Being GALAU?Penat. Penat. Penat.<br />
Akhir-akhir ini banyak kekecewaan yang saya telan. Pahit.<br />
Saya merasa hampir kehilangan tempat untuk berkeluh kesah. There's nobody. And nowhere.<br />
<br />
Rumah. Harusnya menjadi tempat yang nyaman. Tapi sekarang (sedang) tidak.<br />
Teman/pacar/orang-orang. They're just too busy with their own businesses. They will only listen to me once, then go. Nobody will stay. This is a crisis. It feels like I have no trust to them anymore. I'm trying to cheer my self up, without them.<br />
<br />
Sebenarnya saya malu.. Saya tau Allah SWT bersama dengan saya. Selalu. Dia bahkan lebih dekat dari urat nadi.<br />
Astaghfirullaahal'adziim :'(Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-42113911546067772032011-11-05T22:54:00.001+07:002011-11-05T22:54:55.965+07:00Ngomong sama Tangan..<br />
<div style="text-align: center;">
Aku sering komplain.</div>
<div style="text-align: center;">
Kenapa sih, hubungan kita nggak kayak orang-orang lain yang juga sedang pacaran?</div>
<div style="text-align: center;">
Aku sendiri sering heran. Perasaan, belum pernah deh pacaran yang 'kayak begini'.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Tapi suatu saat kamu bilang,</div>
<div style="text-align: center;">
"Udahlah. Kita ini kan pasangan luar biasa.."</div>
<div style="text-align: center;">
Butuh waktu beberapa saat agar aku bisa meresapi kata-katamu.</div>
<div style="text-align: center;">
Aku harus tenang dulu untuk bisa mengerti.</div>
<div style="text-align: center;">
Iya, kita beda dari mereka, kita extraordinary. Kamu beda, kamu extraordinary.</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
Nulis yang kayak begini aja aku hampir nangis.</div>
<div style="text-align: center;">
Entah kenapa. </div>
<div style="text-align: center;">
Semoga aku selalu bisa mempertahankan: hubungan pacaran yang unik dan seorang 'kamu' yang antik.</div>
<div style="text-align: center;">
:)</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Suatu hari aku ingin kaurindukan.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Suatu hari itu saat kamu benar-benar rindu, </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>kamu akan membuka tulisan-tulisanku dan membacanya lagi.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Kamu akan tahu betapa susahnya mengajakmu bicara serius.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Jadi aku menulisnya dalam pesan-pesan tersirat di tulisan-tulisanku.</i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-58455042985285603922011-11-01T18:38:00.000+07:002011-11-02T11:52:33.273+07:00November RainKyaaa udah bulan November aja nih >,<<br />
Alhamdulillah ngrasain November lagi.. a li'l bit nervous, though. Many works to do :D<br />
<br />
Senangnya, karena 1 November ini diisi dengan jam-jam hujan. Jam 2 pagi saya terbangun karena suara gemericik hujan. Dan nggak tau kenapa, I randomly took my mobile phone and texted my boyfriend: "Hujan. Romantis banget. Coba ada kamu.." Itu SMS aslinya dengan sedikit pengubahan ya, hahaha.<br />
<br />
Pagi-pagi masanya orang pada berangkat kerja atau kuliah, daerah rumah saya mendung-mendung mesra gitu (istilah apaan nih).. Ternyata, daerah utara Yogya alias daerah kampus saya (UGM), hujan lumayan deras (berdasarkan timeline di Twitter, hehe). Envy deh, hujannya nggak sampai rumah saya :p<br />
<br />
Pas siang-siang saya pulang dari kampus, di jalan udah sempet gerimis rintik-rintik tapi kecil dan jarang banget. Akhirnya beberapa jam kemudian, saat saya lagi asyik nge-net, tiba-tiba baru tersadar kalau ternyata udah hujan aja nih di daerah rumah saya. Seneng banget deh, siang jadi adem :)<br />
<br />
Begitulah.<br />
Hari ini saya kepingin nulis tentang hujan.<br />
Saya selalu suka hujan.<br />
Entah, di saat orang-orang terlihat bete dengan adanya hujan, saya sih happy aja. Toh mereka juga bakal merengek-rengek minta hujan sama Tuhan kalau lagi kepanasan.<br />
<br />
Apalagi saat beberapa waktu belakangan ini. Cuaca kan panas banget ya. Nggak tau ini kemarau kayanya lagi salah musim, kali. Lama banget nggak hujan. Lihat saja, orang-orang pada ngarep biar hujannya turun.<br />
<br />
Coba kalau lagi sering hujan, orang-orang kehujanan, pasti ngeluh aja bawaannya.<br />
Jujur saya risih dengernya. Dikasih Tuhan begini, pada nggak terima. Dikasih yang begitu, nggak mau juga.<br />
<br />
Kalau kebetulan saya kehujanan saat di jalan, dan sedang bersama orang yang nggak suka hujan, saya diem aja kalau dia ngomel-ngomel gara-gara hujan.<br />
<br />
Kalau saya sendiri yang apes kehujanan di jalan, saya mencoba biar nggak marah..<br />
Saya selalu suka hujan.<br />
<br />
Oya, di antara orang-orang yan<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">g pro dan kontra terhadap hujan, ada juga yang 'di tengah-tengah'. Katanya, "Bukannya nggak suka kalau hujan, tapi mendingan kalau pas di jalan a</span>tau luar rumah sih jangan kehujanan deh."<br />
Hahaha, malah nawar.. xD<br />
<br />
Kebanyakan orang bilang, mereka sangat suka bau tanah yang khas saat tersiram air hujan, atau disebut <i style="font-weight: bold;">petrichor</i>. Namun, buat saya, suara gemericik rintikan hujan adalah yang paling indah.. :)<br />
Menurut saya, suaranya itu eksotis..<br />
<i>*Eksotis? Aneh ya? Err, maaf saya kehabisan kata-kata buat menggambarkan betapa saya menyukai suara hujan*</i><br />
<br />
Ngomong-ngomong tentang fakta mengenai hujan, kan ada banyak tuh, salah satunya:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<i>"Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu."</i></blockquote>
<br />
Hmm, jangan-jangan saya memang selalu rindu, jadi setiap mendengar suara hujan bawaannya kayak lagi denger lagu? Aihh.. <3<br />
Hihihi...<br />
<blockquote class="tr_bq">
<br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #444444;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></span></span></blockquote>
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 16px;">
</span>Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7942777872266280760.post-52352665945385307252011-10-28T15:07:00.002+07:002011-10-28T15:08:03.775+07:00Mood SwingMungkin saya adalah salah satu orang yang sering banget cepat berubah-ubah <i>mood</i>-nya.<br />
Jelek, memang. Karena sebentar-bentar cekikikan bahagia, lalu kalau ada yang bikin nggak sreg, tiba-tiba deh jadi <i>bad mood</i>.<br />
<br />
Iya, saya sedang berusaha memanajemen <i>mood</i>.<br />
<br />
Ceritanya, sejak kemarin saya bete. Baru pulang kuliah jam 9 pagi, eeh udah liat meja makan berantakan sama makanan di piring dengan nasi yang nggak habis. JLEG. <i>Mood </i>langsung <i>down</i>. Udah gitu, saya juga sedang terbebani dengan pikiran revisi laporan kerja praktek (yang tak kunjung saya selesaikan, hehe) dan persiapan pengajuan penelitian skripsi. Beuhh ribet.<br />
<br />
Rasanya bener-bener lagi nggak enak ati. Nggak ada hiburan atau orang yang ngehibur. Berasa sendiri. Saking gemesnya jadi pengen makan beling. Grrr.<br />
<br />
Lalu pagi ini, lumayan lah, saya mencoba mengawali hari dengan memakai baju favorit saya ke kampus. Kuliah pagi, udah berangkat rada pagian, eeh tetep aja nggak kebagian tempat duduk. Akhirnya harus gotong-gotong kursi dari ruangan lain. Rasanya pengen protes, "WOI PAK, SAYA BAYAR LOH INI KULIAHNYA! 3 SKS KAN? IYA, SAYA UDAH BAYAR!" *sorry capslock. Biasa, biar ekspresinya dapet* :p<br />
<br />
Maklum sih, saingannya anak angkatan 2011, mereka masih <i>fresh </i>dan semangat kuliah. Pantes aja berangkatnya pada pagi-pagi. FYI, ini saya emang bareng adik-adik angkatan, kuliah ngulang -_____-<br />
<br />
Untung sih ya, kelasnya adem, jadi panas ati bisa terobati. *lho?*<br />
<br />
Pas siang gitu, rasanya laper. Udah sejak kapan hari ngidam KFC. Eeh temen-temen yang biasanya hedon tuh diajakin jajan di sana, nggak mau. Ya udah deh, saya cuek aja dateng dan makan sendirian tuh, di KFC. Baru pertama kali ini, saya makan sendirian di KFC. Di McD sih pernah, jajan es krim doang tapi..<br />
<br />
Celingak-celinguk, ternyata yang sendirian nggak cuma saya. Ada 3 orang lain yang juga celingukan sendiri. Berarti nggak apa-apa nih. Normal. Hehehe.<br />
<br />
<br />
Habis makan siang, ada kuliah lagi. Hmm, <i>mood </i>udah jadi enak. Walaupun pas di kampus ketemu segerombolan orang yang ngomongin skripsi. Enjoy aja sih tadi.<br />
<br />
Dan... begitulah. Kalau lagi nggak <i>mood</i>, mending apa-apa yang dipengenin tuh lakuin aja. Saya juga percaya, <i>what you wear can change your mood. </i>Kalau lagi bete, saya suka pakai baju/tas/sepatu favorit saya. Kalau kepengen beli sesuatu, beli aja. Asal sesuai dengan duit kantong :p<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Diz.Syahttp://www.blogger.com/profile/06984600897081596818noreply@blogger.com1