Thursday, August 23, 2012

Cahaya

Banyak orang yang mengidolakan sunrise.
Melambangkan semangat baru, katanya..
Tapi warna langit senja lebih menarik, menurut saya.
Warna kuning bergradasi dengan oranye, merah, dan violet.

Banyak orang senang melihat kembang api.
Warna-warni yang memancar di langit malam menjadi perpaduan indah, katanya..
Tapi menurut saya,
melihat (dari dekat) lampu kota yang temaram,
atau menikmati (dari ketinggian) lampu kota yang berkelap-kelip
itu lebih indah dan menenangkan.

Saturday, July 7, 2012

...

Tidakkah egois, 
untuk memberi kabar buruk tentang dirimu sendiri, 
kepada seseorang yang pernah berarti di masa lalumu, 
di saat dia telah bahagia dengan kehidupannya?

Tidakkah egois, 
untuk menunjukkan bahwa kamu begitu membutuhkannya, 
padahal dia telah membiarkan kenangan tentang kalian menjadi usang, 
dan berusaha menguburnya dalam-dalam?

Tidakkah egois, 
untuk -membuat seseorang yang telah berlalu- merasa bersalah karena dia tidak mungkin lagi kembali di sampingmu?

Jangan pernah lakukan itu..
Dia sudah berbeda jalan denganmu.


Thursday, March 15, 2012

RIP Bis Surat


Suatu hari saya terheran-heran melihat bis surat yang terletak beberapa meter tak jauh dari rumah saya. Kotak berwarna oranye untuk mengeposkan surat tersebut kini dicat warna putih dengan tulisan "RIP".
RIP? Rest In Peace-kah maksudnya? Apakah bis surat itu sudah tidak dipakai untuk mengeposkan surat lagi?

Teringat masa kecil saya yang sangat antusias menulis surat, postcards, dan kartu-kartu ucapan lainnya yang ditujukan untuk teman-teman saya. Seringkali saya mengirimi mereka yang sedang berulang tahun, sepucuk kartu ucapan ultah warna-warni. Atau, saya menyempatkan menulis kartu ucapan Lebaran sebelum bulan Ramadhan berakhir. Padahal, mereka yang saya kirimi adalah teman-teman yang rumahnya tidak ada satu kilometer dari rumah, masih satu kecamatan dengan saya.

Saya juga pernah, sekali, mengirim surat ke alamat fans club seorang artis cilik di masa itu. Dia artis cilik yang terkenal dan juga cantik, saya begitu mengidolakannya. Namun kalau disebutkan namanya, saya yakin orang-orang akan menertawakan saya. Soalnya kalau dipikir-pikir rada norak :p
Begitulah, sebenarnya saya termasuk gemar surat-menyurat. Bahkan dulu saya mempunyai beberapa sahabat pena di beberapa kota di Indonesia.

Kembali ke bis surat "RIP". Setelah terheran-heran, akhirnya saya memutuskan untuk menelepon ke kantor pos langsung. Berbekal sebuah nomor telepon dari 108 (penerangan), saya menelepon kantor pos di Yogyakarta.
Saya tanyakan perihal bis surat tersebut. Ternyata, pihak kantor pos tidak tahu (atau tidak mengerti pertanyaan saya).

Well, saya jadi ingat sekarang.
Yogyakarta adalah kota seni, banyak seniman di sini.
Bisa saja itu ulah seniman yang 'gatel', gara-gara melihat betapa bis surat itu sekarang sudah tidak laku lagi.
Ya ampun, begitu memprihatinkan (baca: kasihan) melihat nasib bis surat, yang bahkan dari pihak kantor pos pun tidak mengetahui keadaan beberapa bis surat di Kota Yogya.

Iya juga sih, sekarang sudah jarang yang memakai jasa kantor pos untuk surat-menyurat.
Mending SMS/email, menurut orang-orang.
Yeah, technology wins.


Wednesday, March 7, 2012

Bad English of Mine


When i was in elementary school, Mrs. Uut, my English teacher decided moving to Australia with her husband. Since she was my favorite teacher, I was really sad, my friends were too.

That afternoon was the last class we had before her leaving. All students cried, we really didn't want her to go.
I started to write something in English for Mrs. Uut and gave it to her. I gave my own handmade bracelet, too.
'Maybe these things can make her know that I love her and someday she'll come back to teach here,' that was what I thought.

When I memorize it now, I'm like.. OH GOD, WHY..
*facepalm*
Guess why??

Because what I wrote on that letter was:
Mrs. Uut, please don't remember me..
'Please don't remember me..'
Remember.
WHAT???!! Dafuq!
What I meant to say was 'don't forget me'.. But..
My bad English made it wrong!



From now on, I'll improve my English skill, so I won't have embarrassing experience like that again.

Hey, how's my English, you think? Still sounds like a mess?
D'oh. My bad!

Sunday, March 4, 2012

SkripShit atau SkripSweet?

Terbukti, kalimat beken yang bilang kalau kita bisa mendapatkan inspirasi saat di kamar mandi, adalah benar.
Nggak perlu ada shower-nya, sedang mandi manual cebar-cebur gitu aja tiba-tiba bisa dapat inspirasi, kok.
Bukan, inspirasi ini bukan mengenai SKRIPSI, melainkan nge-post di blog yang bertemakan skripsi :p

Ah, skripsi. Seakan menjadi satu kata tabu dan sensitif buat kami, para mahasiswa semester delapan.
Boro-boro dibahas, cuma diucapin aja bisa bikin darah tinggi mendadak.. Fuh.

Kebanyakan dari seangkatan saya, emang lagi pada nyusun proposal skripsi sih.
Saya bahkan baru ngetik berapa paragraf gitu.. Ugh.
Betapa berat memulainya. Seperti opini salah satu dosen saya tentang skripsi,
Memulai untuk menulis skripsi itu berat di awal. Saat kamu sudah mood untuk menulis, maka tulislah, dan jangan pernah berhenti, karena kamu harus mulai lagi dari sesuatu yang berat.
Oh baiklah. Masalahnya, mengumpulkan mood itulah yang susah.
Apalagi saya tidak sedang dikejar sesuatu, nikah misalnya. Belum dilamar kok saya. Hahaha. #BukanKode

Saking happening-nya si skripsi ini di kalangan mahasiswa tingkat akhir, sampai-sampai si Om Anies Baswedan nge-tweet tentang skripsi, beberapa waktu yang lalu.
Pak Rektor Termuda di Indonesia yang Ganteng ini merasa terpanggil kali ya, untuk menyadarkan para mahasiswa tua supaya buruan menyelesaikan skripsi.

Om Ganteng dan Putranya yang juga ganteng ^^

Begini twit-twit beliau:

  1. Menulis skripsi adalah menaklukan diri sendiri.
  2. Cara mengerjakan skripsi adalah potret diri penulisnya saat senyatanya kerja mandiri.  
  3. Skripsi bukan sekadar soal riset; skripsi adalah simulasi cara berkarya/bekerja setelah lulus kuliah.
  4. Menunda2 pengerjaan skripsi adalah mengakumulasi rasa sesal. Akhirnya skripsi yg ditunda2 itu ttp hrs diselesaikan jg
  5. Membaca referensi banyak2 buat skripsi itu baik tapi menuliskan hasil bacaan itu jauh lebih baik :)
  6. Makin lama jeda pengerjaan skripsi, makin sulit memulainya lg. Makin sulit memulai lg, makin lama selesainya.
  7. Skripsi yg membanggakan & menenangkan seumur hidup penulisnya adalah skripsi dibuat dng KEJUJURAN.
  8. Sibuk mengerjakan skripsi itu baik, tapi menyelesaikan skripsi itu jauh lebih baik :)
  9. Dan akhirnya. skripsi yg baik adalah skripsi yg selesai :D
Jika dengar kata skripsi, lalu jantung berdegup 2x lbh cepat mk jngn periksa dokter tp sgr selesikan skripsi.
UHUK. DEGGG!!
Menohok ya. 
Baiklah, saya mau semangat aaaah.

Dimulai lagi malam ini! :)

Saturday, March 3, 2012

Just a Song From Agnes Monica :)


Pernahkan kau bicara, tapi tak didengar
Tak dianggap sama sekali


Pernahkan kau tak salah, tapi disalahkan
Tak diberi kesempatan

Ku hidup dengan siapa
Ku tak tahu kau siapa
Kau kekasihku tapi orang lain bagiku

Kau dengan dirimu saja
Kau dengan duniamu saja
Teruskanlah, teruskanlah
Kau begitu

Kau tak butuh diriku, aku patung bagimu
Cinta bukan kebutuhanmu

Ku hidup dengan siapa
Ku tak tahu kau siapa
Kau kekasihku tapi orang lain bagiku

Kau dengan dirimu saja
Kau dengan duniamu saja
Teruskanlah teruskanlah
Kau begitu

Friday, March 2, 2012

Sorry to Say, but: Fuck You, Smokers.

"Dis, aku sekarang ngerokok. Maaf ya."
"WHAT? Fuck you. Just.. FUCK YOU."

Sorry I'm kinda picky. But if you're my close friend, clean at first -without smokes-, then later I find you smoking, so our friendship is over. Oh, maybe still there's that word FRIENDSHIP, but sorry, I'll never be the same like before.

Please, stop smoking or whatever you text me I'll just reply "FUCK YOU."

Wednesday, February 29, 2012

February 29th already?

5 pm.
And I'm still waiting for your texts.
Still loving you deeply.
Still missing you all the time.

Nah, just a random post.

Tuesday, February 28, 2012

Richie, Can We Meet Again?

Setelah hampir benar-benar putus asa karena beberapa kesedihan di awal tahun, ternyata Allah swt masih punya cobaan lagi buat saya. Saya ditinggal mati kucing kesayangan.

Richie. Dia kucing jantan yang selalu menemani saya.
He was more than a pet.
He always listened to me.
He helped me to forget my problems.

"Hai, Ganteng!" Begitulah sapaan saya kepadanya di suatu pagi. Dia melengos jual mahal. Ah, dia kelihatan tua, padahal umurnya masih sekitar 1,5 tahunan.

***

Saya ingat betapa dia sangat tengil sebagai seekor anak kucing, September 2010 silam, ketika saya mengadopsinya. Kemungkinan umurnya saat itu masih 2 bulan. Dia makin tengil saat awal tahun 2011, sebagai kucing remaja.

Richie menganggap kaki-kaki manusia adalah mainannya. Dia terlihat geli dan sibuk memfokuskan diri -setiap ada seseorang sedang berjalan- pada bagian kaki. Tak jarang orang-orang ngomel karena kakinya ditowel-towel sama Richie, towelan yang lebih tepat disebut cakaran.

Richie tak punya saudara sesama kucing di rumah, makanya dia begitu jahil pada orang-orang. Saya hanya tertawa geli melihatnya.

Pertengahan 2011, dia mulai terlihat tenang. Dia tidak lagi antusias bermain tali yang saya lambaikan di hadapannya. Dia tidak lagi mengincar kaki-kaki orang untuk dicakar. Dia sudah dewasa.

Mendapatinya di rumah dalam keadaan luka di pahanya, membuat saya begitu khawatir. Richie mulai suka keluyuran dan berkelahi dengan kucing jantan liar. Sayangnya, dia di pihak yang kalah. Wajar, karena dia memang tipe kucing rumahan. Khawatir, tetapi alhamdulillah beberapa lama kemudian luka tersebut sembuh dengan sendirinya. Yah, walaupun kejadian seperti itu tak hanya sekali, tapi berkali-kali.

***

Di umurnya yang sekitar 1,5 tahunan ini, dia terlihat tua, dan sakit-sakitan. Badannya mengurus, dia nggak selahap sebelumnya kalau makan.

Dia benar-benar tak 'nakal' lagi. Dia hanya mengeong saat minta makan. Tak seperti sebelumnya, yang bahkan selalu berisik sewaktu-waktu.

Walaupun begitu, Richie masih tetap mendengarkan saya.
Dia kucing terlucu, terhebat, terganteng, yang pernah saya miliki.

Pagi ini saya menemukannya sekarat di bawah kursi tamu. Sebelumnya, saya berniat memberinya makan. Maka saya memanggilnya, "Richie, Richie!"

Nggak ada suara. Saya coba panggil lagi. Lalu ada suara aneh. Seperti Richie, tetapi tidak mengeong seperti biasa. Suara yang bikin merinding :(

Saya mencarinya di kolong-kolong. Saat tiba di ruang tamu, saya sudah mendapatinya tergeletak.

Lihatlah, dia sekarat, tetapi masih berusaha menjawab panggilan saya..
Dengan suara yang sudah susah dan payah dikeluarkan, dia masih menjawab saya..
Ah Richie, betapa sedih melihatmu begitu.. :(

Richie masih mempedulikan saya, bahkan di saat-saat terakhirnya.
Hingga akhirnya dia benar-benar pergi.. :(

Richie..
Can we meet in the afterlife? :'(

Time Heals...

"Hey, semua ini cuma masalah waktu. Cuma waktu yang akan menyembuhkan."
"Tunggulah saja. Waktu yang akan menjawab."

Waktu.
Seandainya waktu adalah manusia, dia pasti jadi manusia paling hebat.
Semua orang akan mengelu-elukannya.
Semua orang membutuhkannya.
Dan segan padanya.

Memang, waktu bisa menjadi musuh ataupun sahabat. Tergantung sebagaimana cerdik seseorang memanfaatkannya.
Waktu akan menjadi musuh jika seseorang terlalu mengulurnya. Biasanya, si Penunda akan menyesal di kemudian hari.

Namun,
Waktu akan menjadi sahabat, bagi seseorang yang terluka. Luka yang hanya akan dapat disembuhkan, jika waktu telah membuat sakit hati menjadi sebuah kerelaan.

Kerelaan, sebuah kata yang mudah saja diucap di mulut, tetapi sulit untuk dapat membuat hati benar-benar berkata, "Saya sudah rela."

Well, time heals all wounds.


Friday, January 27, 2012

Kegagalan itu (Sedikit) Menyakitkan

Suatu hari kamu membagi informasi mengenai suatu kompetisi kepada seorang teman. Kompetisi yang juga ingin kamu ikuti.

Lalu ternyata, dia memberitahukan info tersebut ke teman yang lain. Dan kamu tetap menginginkan untuk memenangkannya.
Sangat. Ingin. Memenangkannya.
It's your passion and you've been desire for a long time.
Walaupun kamu tahu, mereka punya nilai yang lebih tinggi darimu.

Tak disangka, ternyata mereka lolos, dengan seleksi (pada kompetisi tersebut) yang menurutmu nggak fair.
Dan kamu? Cuma bisa gigit jari.

Kamu mulai berpikir,
apakah kemenangan hanya diperuntukkan untuk mereka -yang lebih tinggi nilainya- nilai yang dilihat dari 'hitam di atas putih'?
gitu aja, tanpa seleksi lebih dalam?

Jadi, masihkah ada ruang untuk si bodoh ini untuk berkembang?

Hey you. Nevermind, my friend. No need to be guilty. Just go your way.
People go and forget, don't they? And I probably will do the same.


saat-saat menyakitkan, 

Januari 2012