Saturday, March 19, 2011

Me and My Boyfriend

Keberhasilan sebuah hubungan bukan dilihat dari intensitas kebersamaan, tetapi kualitas yang diciptakan selama hubungan itu berlangsung. Hari ini, 19 Maret 2011, yang berarti sehari lagi (20 Maret) saya akan merayakan anniversary yang pertama dengan pacar saya, sebut saja Dingox, hehehe. Setahun untuk sebuah hubungan jarak jauh antara Yogyakarta-Bintaro. Saya kuliah di UGM, dan dia di STAN. Ini bukan pertama kali saya pacaran jarak jauh, tapi nggak tau kenapa, kalau sama Dingox rasanya berbeda.

Waktu setahun nggak berasa lama. Kayanya baru kemarin dia ngajak saya dinner di Restoran Bukit Indah-di Bukit Bintang dan meminta saya menjadi pacarnya. He's a ridiculous boy, actually. Waktu itu dia pesan nasi goreng yang ternyata rada pedas. Daaan.. He was shed a tears. Lucu aja sepertinya, mau nembak gebetan tapi matanya nangis duluan karena kepedesan, lol. Ya, dia memang seorang yang konyol. Kalau belum mengenal dia dengan dekat, maybe you'll see him as a cool guy. Padahal ya, teman-teman yang dekat sama dia saja heran, kenapa saya "bisa" jadian sama dia. Seorang Dingox yang (mereka bilang) konyol, freak. But whatever Baby, I really love you, just the way you are.. *..lalu tiba-tiba terdengar backsong: Just the Way You Are-nya Bruno Mars, wkwkwk.*

Saya mengenalnya sebagai teman akrab (SMP) kawan saya di SMA. Kami nggak pernah satu sekolah. Dulu cuma kenal via Friendster, kira-kira tahun 2006. Kemudian di tahun ajaran 2007-2008 saat sama-sama les di bimbel GO, kami mulai ngobrol. Ngobrol pun karena saya sedang terlibat obrolan dengan seorang teman yang juga temannya. Saat itu, saya akui, saya mulai terpesona sama Dingox ini (ceilah). I heard him singing songs, and yes, I loooove his voice. He's good in singing! Walaupun nggak sekelas Afgan atau Glenn Fredly :D

Saat kami sama-sama kuliah, dengan kampus yang berbeda tentunya, kami lebih intens berhubungan lewat Facebook, SMS, bahkan telpon. Pas dia 'pulang kampung' alias balik ke Yogya, terkadang kami menyempatkan untuk jalan bareng, biasanya sih nonton dan makan. Kami sering ngobrol, nggosipin orang, atau tentang musik, tentang cinta-dengan kisah cinta masing-masing pada waktu itu :)

Awal tahun 2010 lalu, kami sedang desperate dengan kisah cinta masing-masing. Tepatnya di bulan Februari, kami iseng pasang status "complicated" relationship di Facebook. Ternyata, sebulan kemudian kami bener-bener masuk tahap "approachment", nge-date, dan jadian :)

Dia tipe cowok cuek dalam berpacaran. But he's smart, attractive, and one of the most important points: he loves music. Semoga saja saya bisa sabar dengan sifat cueknya itu. Terkadang bikin senewen, apalagi dengan hubungan kami yang long distance gini.. Bener-bener bikin galau deh. Bismillah.. Semoga bisa kuat. Seperti kata dia, "Sabar, sayang. Semua manis pada waktunya.." :')


Distance is not for the fearful, it is for the bold. It's for those who are willing to spend a lot of time alone in exchange for a little time with the one they love. It's for those knowing a good thing when they see it, even if they don't see it nearly enough.

No comments:

Post a Comment